Kisah berikut yang saya tulis dalam tulisan blog ini adalah benar kisah nyata..
semoga dengan membaca tulisan saya ini, kita semua bisa mengambil hikmah-nya..
termasuk saya, dan kalian semua pembaca blog ini..
mari disimak baik baik ya..
04 Agustus 2014
Malamnya, berarti 03 Agustus 2014, saya dan sahabat saya Luthfi Raditya, sudah membuat janji untuk ke Semarang bareng..sebab pada saat itu adalah tepat 2 hari sebelum wisuda, wisuda Undip ke-135..saya yang merupakan salah satu calon wisudawan pada saat itu terbilang hectic banget ngurusin semua kebutuhan dan persiapan-persiapan yang lain. sehingga pada saat itu, dengan terpaksa saya memaksa luthfi untuk hunting tiket bus/kereta yang memungkinkan untuk saya ke Semarang dengan lancar tanpa ada hambatan apapun, termasuk kemacetan yang sering terjadi di Jalur Pantura, sebab pas masih ribut-ributnya berita mudik (red.pulang kampung), begitujuga sampai berita pulang kampung edisi lebaran 2014, masyarakat dan media meributkan masalah jembatan yang rusak di daerah Pemalang, yang itu menjadi penghambat utama kemacetan memanjang, di media pun ramai dibicarakan..sampai-sampai salah satu stasiun televisi di Malaysia-pun ikut memberitakan hal itu, yup sebab pada saat beritanya sedang hangat diperbincangkan, posisi saya masih di Malaysia, sampai H plus 2 idul fitri. diluar berita tentang tragedi pesawat MA yang ditembak rudal di Perbatasan wilayah konflik Ukraine.
Saya pun sudah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk paket perlengkapan wisuda yang akan dibutuhkan nantinya, sekoper ukuran sedang sudah saya kemas rapih, dan sore itu sekitar pukul 15.00 saya pun bergegas menuju rumah Luthfi di kawasan Perumahan Pilang Perdana Cirebon, berjarak lumayan jauh dari rumah Ayah saya, sekitar 30 Km ditempuh dengan mobil (elf+angkot+becak). saya dan Luthfi akan menggunakan kereta menuju semarang, yang kereta tersebut berjadawalkan akan berangkat pukul 18,30 dari Stasiun Prujakan Cirebon dan sampai di Stasiun Poncol Semarang adalah pukul 21.00.
Perjalan ke rumah Luthfi ditempuh dengan perjalanan sekitar 30-45 menit menggunakan angkutan elf, dan sampai terminal lanjut menggunakan angkotan umum kota Cirebon D8. Baiklah..tak lama sesampainya di Terminal Harjamukti Cirebon, saya pun langsung menghampiri salah satu angkot D8 yang akan segera melaju menuju rute perlajuannya...ternyata hanya satu penumpang saja pada saat itu, hanya saya seorang, saya pun duduk di tempat duduk persis di belakang kursi duduk supir dekat pintu, begitu-juga koper yang saya bawa pada saat itu, berdampingan dengan saya...
Di sepanjang perjalanan, saya-pun sibuk mengetik serta beberapa menjawab pesan singkat ataupun media sosial lain seperti bbm, line, whatsApp, dan lain-lain, sembari menelpon Luthfi pada saat itu, ingin mengabarkan dan memastikan bahwa saya sudah sampai Cirebon kota. supaya Luthfi bisa siap-siap menjemput di depan Gapura gang pilang perdana, komplek rumah Luthfi. dan seusainya saya pun lalu menaruh handphone itu di atas koper dengan tidak sadarnya, sebab kondisi yang gerah (red.panas) di dalam angkot, di luar pun pas di salah satu perempatan lampu merah macet total..hal ini ternyata disebabkan oleh padamnya lampu pengatur lalu lintas. sehingga hal-itu mengalihkan penglihatan saya untuk melihat situasi yang kacau itu, saya pun izin untuk berpindah tempat duduk di depan, mendampingi sopir angkot pada saat itu..tanpa membawa koper yang saya bawa, memang sengaja sih, sehingga koper tetap berada di belakang persis di tempat duduk supir angkot itu. ketika angkot yang saya tumpangi berhasil menerobos kemacetan tersebut, melaju-lah angkot itu dengan sesekali berhenti mencari penumpang, ya..sekitar 3 Km-lah dari pusat kemacetan, akhirnya beberapa penumpang berhasil didapatkan...dan saya masih di posisi depan di samping pak sopir angkot..oh iya, pak sopirnya berumuran sekitar 27-29an..masih tergolong muda, cekatan juga terlihat dari aksi mengemudi-nya.
Kalo ndak salah ada 4 penumpang di belakang, 2 ibu paruh baya, 1 ibu paruh baya itu duduk persis dekat dengan koper yang saya letakkan, yang satu di belakang sambil menyandar bagian belakang angkot, ada juga seorang wanita muda yang duduk tidak jauh dengan ibu paruh baya yang duduk dekat dengan koper saya..dan satunya adalah seorang pemuda (Sepertinya pelajar SMA) yang baru pulang nge-Date bersama gandengannya..saya tahu itu, sebab pas pemuda itu masuk ke angkot, sebelumnya pemuda tersebut beridiri sambil bercanda ria dengan gebetannya (mungkin) di depan trortoar CSB (Cirebon Super Block). saya sih mengira mereka pacaran, tapi entah ya..cuma menerka nerka saja..haha..soalnya keliatan ceweknya centil dan si pemuda itu juga cengengesan balik melayani senang..
Nah pas banget angkot yang saya tumpangi melintas di jalan Tuparev Cirebon, yang jaraknya sekitar 2 Km dari Rumah Luthfi, persis melewati tempat bimbel Neutron Yogyakarta cabang Cirebon sebelah kanan jalan, dan indomaret sebelah kiri jalan, saya pun tergugah untuk menghubungi Luthfi via handphone, artinya ingin mengabari bahwa sebentar lagi saya akan sampai di rumahnya...tanpa pikir panjang saya-pun mencari handphone di tas gendong yang saya bawa, ternyata tidak ada!! panik seketika, di saku celana tidak ada, dan di saku jaketpun, tidak ada!!nah tambah panik kan..diem sebentar, berpikir sambil mengingat-ingat, kalo ketinggalan di rumah jelas tidak mungkin, sebab baru saja saya menelpon Luthfi pas di area kemacetan itu. dan saya-pun menengok ke belakang, dan melihat koper saya, karena seingat saya, saya menaruh handphone di atas koper itu sambil kelupaan...
saya pun menanyakan ke ibu paruh baya tersebut, "Ibu maaf, tadi ngliat Handphone saya tidak ya?" ibu paruh baya itu pun menjawab seketika menggunakan bahasa indonesia dengan aksen Cirebon, "engga tuh mas, daritadi saya nya di sini, engga liat apa apa" saya-pun kembali merespon "tadi saya naruh handphone saya disitu bu, kelupaan ndak diambil lagi" sontak ekspresi panik saya pun mengalihkan semua pandangan penumpang angkot pada saat itu. sehingga saya-pun menanyakan ke pak sopir, "bapak tau ndak tadi handphone saya" sopir merespon cepat, "wah engga tuh mas, mana saya perhatikan, coba dimiskol mas..." "boleh saya pinjem handphone bapak sebentar untuk miskol" saya pun meminta tolong, pak sopir menjawab "oh silahkan mas, pake aja..".
Seketika itu, saya-pun meraih handphone pak supir tersebut, mendadak ibu paruh baya itu langsung berteriak "Kiri pak" meminta berhenti angkot tersebut, sontak pak sopir-pun ngerem mendadak, dan ibu itu-pun entah kenapa dengan terburu-burunya layaknya loncat ketakutan dari angkot, dan jatuhlah ibu itu...jatuh akibat tekanan rem mendadak ditambah usaha ingin segera keluar dari angkot sehingga terkesan meloncat. ..jatuhnya ibu itu sontak mengejutkan, jatuh bak menggelinding, dan terlihat kesakitan...dari situlah pak sopir angkot curiga kepada ibu paruh baya tersebut, dengan tingkahnya seperti menunjukkan bahwa dia serasa takut dan ingin melarikan diri karena telah menemukan handphone saya yang hilang dan tidak mengakuinya,..sesaat bangun dari jatuhnya ibu itu-pun mencoba berjalan melarikan diri tanpa sadar banyak yang melihatnya pada saat itu, saya-pun diperintah untuk mengejar ibu tersebut sambil membawa dan memiskol handphone saya yang hilang, pak sopir angkot tersebut berkata "kejar mas ibunya, saya yakin diambil ibu itu handphone-nya..soalnya gerak geriknya mencurigakan..pas mas kehilangan handphone, masa tiba tiba ibunya loncat dan meminta berhenti" dan saya pun segera keluar dari angkot dan mengejar ibu tersebut, berhentilah ibu itu sambil kesakitan karena sehabis jatuh dari angkot tadi, dan berkata " Maaf ya mas, tadinya tuh saya nemu handphone mas di kolong, dan saya ambil, jangan diapa-apain ya mas, ini saya kembalikan handphone-nya" sesaat saya pun entah kenapa merinding melihat ibu itu kesakitan dan sambil mengucap seperti itu, jujur, tak ada sedikitpun rasa kesal, benci, atau apapun sama ibu itu, justru saya merasa kasihan melihat kondisinya saat itu, saya pun menjawab,"ibu tenang saja jangan khawatir, saya tidak akan berbuat apa apa, saya cuma ingin handphone saya kembali, sebab handphone itu penting, banyak kontak penting dan akan kesulitan jika saya harus kehilangan handphone itu, justru saya berterimakasih sama ibu sudah menemukan handphone saya, walau tadi awalnya di angkot ibu tidak mengaku telah menemukan handphone saya, dan saya meminta maaf ya bu, sudah buat ibu panik dan meloncat keluar dari angkot, padahal saya tidak apa-apa kalo ibu tadi langsung jujur mengembalikan handphone saya". ibu-itu pun mengembalikan handphone saya dan kembali berjalan entah kemana arahnya...sambil merasakan kesakitan akibat jatuh tadi. dan itu membuat saya terharu dan merasa simpatik..dan merasa kasihan pastinya, saya mengerti betul kenapa ibu itu melakukan hal tersebut, pastinya itu karena keadaan ekonomi, karena kesusahan, karena situasi yang membuat dia terpaksa melakukan hal itu, padahal kalo dijual-pun tidak seberapa handphone saya, pastinya di bawah satu juta..jujur, saya tidak mempermasalahkan nilai harga dari handphone saya itu, gampangannya adalah, saya bisa membeli lagi dengan jenis handphone yang jauh lebih mahal dan bagus lagi, tapi bukan itu, pastilah kalian mengerti, begitu berharganya sejumlah kontak nomor, sejumlah kontak bbm, wasap, line, dan lain lain..itu yang tidak bisa saya dapatkan ulang dengan mudahnya. itu yang mahal...pastinya iya...akan sulit bagi saya mendapatkan semua itu, bukan karena harga handphone nya...paham kan?bagaimana perasaaan kalian semua jika ada di posisi saya pada saat itu?posisi yang sedang hectic-nya menyambut hari wisuda, yang pastinya butuh komunikasi dan kontak dengan banyak orang, keluarga, dosen, panitia wisuda, rekan rekan wisudawan, dan banyak...
Di luar itu, pak sopir-pun dikerubung banyak orang dan dimintai pertanggung-jawabannya karena telah membuat ibu paruh baya itu jatuh menggelinding...yang padahal faktanya adalah bukan salah pak sopir, setelah pak sopir tersebut mengklarifikasi duduk permasalahannya, bubarlah beberapa massa tersebut..dan melajulah angkot yang saya tumpangi pada saat itu, masih terlihat dari kaca spion depan angkot tersebut, saya-pun masih melihat ibu paruh baya itu berjalan menuju ke arah yang sama dengan angkot melaju, dan saya-pun meminta pak sopir untuk mundur ke belakang, dan menghampiri ibu itu...ibu yang berjalan sambil memegang bagian tubuh yang mungkin dirasa masih sakit akibat jatuh menggelinding tersebut...sambil membawa kantung plastik hitam..berisikan makanan ringan, dan kantungnya-pun sedikit sobek...akibat jatuh tadi...langsung saya pun menghampiri ibu itu dan memberikan sejumlah uang selembaran 100ribu..yang entah itu akan cukup atau tidak untuk mengobati rasa sakit yang ibu itu rasakan, entah deh, saya sih niatnya baik, ingin setidaknya meringankan kesakitan apa yang ibu rasakan, ya setidaknya uang itu cukup untuk beli obat/untuk biaya pijet/ngurut. sekaligus mungkin balasan terimakasih telah menemukan handphone saya.. ibu itu pun terasa senang sambil melempar senyum dan berucap "terimakasih ya mas"...sambil enggan melepas tangan saya pada saat itu...
Beberapa saat di mobil angkot yang saya tumpangi, saya pun berbincang dengan pak sopir, pak sopir sesekali mengucap "untung saja orangnya seperti mas, coba kalo yang kejam, bisa saja di bawa ke kantor polisi, dan disidangkan, eh malah mas ini ngasih uang 100 ribu" sambil diam dan merenung, saya pun menjawab, "ya sudah lah pak...kasian ibunya tadi, saya bisa merasakan apa yang ibunya rasakan, mungkin saja, ibunya lagi butuh uang untuk makan, untuk biaya sekolah anakn2nya, iya kan pak?, siapa tau gitu..saya mana tega pak, bawa dia ke polisi, malah maunya ngasih lebih supaya bisa meringankan kesakitannya..itu saja pak.." pak sopir itu pun merespon, "iya juga sih mas, tapi ya salah itu ibunya, kenapa harus meminta berhenti mendadak, dan melompat, jadinya kan rasakan sendiri akibatnya, eh malah saya mau disalahin sama banyak orang, kan saya engga salah, udah gitu tadi ibunya belum bayar lagi.." saya merespon " ya sudah pak, nanti saya bayarin..." pak sopir :"wah terimakasih banyak mas..semoga Allah membalas kebaikan mas nya mas nya orang baik..ganteng pula" (yang dibold itu tidak ada dipercakapan sesungguhnya..hahaha)..
saya: "sama -sama ya pak".
Sesampainya di depan gapura rumah Luthfi sambil saya menelpon Luthfi, saya pun masih teringat bagaimana kejadian itu berlangsung, dan sering memikirkan serta merenungi nasib ibu yang tadi bagaimana, apakah sakitnya masih terasa, atau dibawa ke Rumah sakit, atau gimana-gimana, atau bahkan meninggal setelah itu?naudzubillah tsumma naudzubillah..(Semoga tidak) kan ndak tau bagaimana kelanjutannya...harapannya ibunya akan baik-baik saja...diberikan kesembuhan dan kesehatan..juga dilapangkan rezekinya...dan diringankan bebannya..beban hidupnya...sampai di dalam kereta-pun saya yang duduk di samping luthfi sembari ngobrol, sembari terkadang melamun, memikirkan ibu itu..
Coba guys, ambil hikmah dari cerita di atas deh, coba kalo misalnya ibu itu adalah ibu kita? atau masih saudara kita?atau nenek kita?atau bibi kita? think about it, siapa yang tega coba?siapa yang tega membawa dia ke polisi?siapa yang tega menyakiti seorang ibu, yang kembali saya katakan, melakukan hal itu pastinya berasalan, mungkin karena beban hidup..mungkin karena dia lapar, who knows??
Maka bersyukurlah kita dengan posisi dan keadaan yang lebih baik dari mereka yang kesusahan, termasuk ibu itu..
Fabiayyi aalaa 'irabbikumaa tukadhzibaan (Nikmat Tuhan man-lah yang kamu dustakan)...
angkot D8 Cirebon, salah satu contoh angkot yang saya tumpangi |
Neutron Yogyakarta (cabang Cirebon) tempat ibu itu jatuh dan meloncat dari angkot. |
Rizqi dan LUTHFI |
No comments:
Post a Comment