Thursday 15 January 2015

Edisi Thailand (5th Youth Peace Ambassador International Workshop and Training)

November 2012 (more than two years ago)

Bukan berarti sengaja tidak mencantumkan tanggal sebelum kata november tersebut, lebih tepatnya karena memang lupa kapan tanggal pastinya, ma'lum memori ingatanku terbatas, termasuk mengingat sebuah angka tanggal keberangkatanku ke Thailand 2 tahun yang lalu..baiklah mencoba untuk mengingat kembali masa masa itu, masa masa di mana aku menapaki negara kedua yang aku kunjungi setelah Australia bulan Juli, yaitu beberapa bulan sebelumnya di tahun yang sama, akan saya share melalui tulisan di blog ini.

Puji syukur bisa diberikan kembali kesempatan untuk melangkah dan menapaki negara baru, dalam hal ini adalah Thailand, melalui serangkaian proses dimulai dari registrasi online, pembuatan paper, motivation letter/letter of intent, kemudian harus menunggu beberapa minggu setelahnya, apakah diterima atau tidak. setelah adanya pengumuman diterima sekaligus dikirmnya invitation letter beserta letter of acceptance, barulah kemudian dibuat proposal fund funding yang kemudian disebar ke beberapa instansi, alumni fakultas maupun universitas, beberapa kementerian, termasuk ke pihak universitas, alhamdulillah tidak terlalu sulit dirasa untuk mendapatkan beberapa dana dukungan, yang jelas dengan big effort, dan semangat juang yang tinggi, maka jalan itu selalu ada, where there is a will so there is a way.

Aku yang memang pergi sendiri ke Thailand dan telat 2 hari dengan alasan ada jadwal yang memang bentrok pada saat itu, dikarenakan keduanya merupakan acara yang cukup penting, jadi aku memilih untuk mengikuti seleksi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi tingkat Fakultas terlebih dahulu, kemudian menyusul yang lain ke Thailand dengan jalur penerbangan Surabaya (Juanda Airport)-Bangkok (Don Mueng Airport), sedangkan 8 delegasi yang lain berangkat dua hari sebelumnya dengan menggunakan jalur penerbangan Jakarta-Bangkok.

Alhamdulillah sesampainya di Don Mueng Airport bangkok, ternyata sudah ditunggu oleh salah satu staf yang diutus oleh  KBRI Bangkok, sebelumnya aku memang berkomunikasi dengan Pak Yunardi, atase bidang pendidikan KBRI Thailand, dan meminta bantuan fasilitas penjemputan. sesampainya langsung aku diantar ke lokasi acara YPA tersebut, yaitu di Thammasat Hospital University

Aku yang salah tingkah dan sempet shock ketika bertemu pertama kali dengan driver KBRI tersebut, dia membawa kertas putih seukuran A4 bertuliskan "Achmad Wildan, Semarang, Indonesia". karena langsung saya mendekati driver tersebut menyapa dengan menggunakan bahasa Indonesia, yang padahal tanpa disadari bahwa driver tersebut adalah penduduk asli Thailand. dilihat dari face-nya, hampir 90% mirip orang Indonesia. ayal saja si driver hanya membalas hanya dengan anggukan dan senyuman kecil. di dalam mobil pun kami berkomunikasi dengan bahasa Inggris seadanya, dikarenakan si driver memiliki keterbatasan dalam penggunaan bahasa inggrisnya.

Sekitar 10 hari, aku dan beberapa teman delagasi Undip mengikuti acara rutin yang diselenggarakan oleh UNESCO. acara ini diadakan setahun dua kali, dan setiap kali penyelenggaraannya diadakan di negara negara yang berbeda, dan tepat ketika itu, November 2012 adalah untuk yang ke 5 kalinya acara ini dilangsungkan dan bertempat di Thammasat Hospital University yang lokasinya sekitar 10 km dari pusat kota Bangkok. dan beberapa tempat lainnya di Thailand seperti di Kaeng Krachan yang posisinya adalah kurang lebih 3-4 jam perjalanan menggunakan bus. 

The International Youth Peace Ambassador ini merupakan salah satu acara internasional yang mengarah kepada aktivitas kepemudaan, sebuah acara dengan konsep utama untuk membangun perdamaian dunia melalui pemberdayaan permuda yang datang dari berbagai negara se-Asia Pasifik, walau demikian ada juga beberapa peserta yang datang dari luar asia pasifik, misal saja ada peserta yang datang dari Afganistan, Nigeria, dan beberapa negara di luar Asia Pasifik lainnya

Saling berbagi pengalaman yang dibagikan oleh setiap peserta adalah salah satu ide dari konsep yang ada, saling mempromosikan budaya antar negara dan saling berlomba mengembangkan ide personal atau grup melalui pembuatan aksi rencana kerja (action plans). adapun tujuan mengapa UNESCO menyelenggarakan acara ini adalah sebagai berikut:

*untuk menguatkan jaringan duta perdamaian kepemudaan sebagai sebuah forum pertukaran  ide dan praktik sosial dengan tujuan untuk mengefektifkan perubahan sosial untuk                perdamaian
*untuk mengurangi dampak dari adanya konflik dan kekerasan,
*perluasan berbagai aspek perencanaan hidup dari berbagai perbedaan sudut pandang multi     budaya (Multicultural perspective),
*dukungan secara spesifik untuk mengimpelentasikan projek/aksi kerja pemuda di berbagai      negaranya masing-masing,
*memperluas intergrasi dari keamanan dan aktivitas perdamaian ke dalam pembuatan    kebijakan melalui special relevance kepada pemuda.


Dalam acara tersebut, semua peserta ditraining untuk menjadi agen perdamaian dunia, agen perdamaian yang mampu mengaplikasikan nilai nilai luhur perdamaian.

Itulah salah satu yang bisa aku pahami dari inti acaranya, kurang lebih 12 hari acara ini menyajikan agenda yang sifatnya sangat variatif dan produktif, tidak hanya sekedar workshop saja, namun acara kuliah umum juga disajikan dengan menghadirkan beberapa pembicara hebat tingkat dunia, yang salah satunya didatangkan dari USA, seorang guru besar dari Aristotle University, Prof. Tom Gionis, yang juga merupakan President of Fullbright Academy of Law, Peace and Public Health. seingat saya Prof. Tom membawakan materi dengan topik "Emergency Medicine and Heart Surgery: Repairing Acts of Violance in the Clinic"

Peserta juga difasilitasi dengan berbagai  field trip ke beberapa tempat, seperti kunjungan ke tempat tempat bersejarah seperti halnya the ancient capital of Thailand, Ayuthuya. tak hanya tempat bersejarah, namun peserta juga diberikan kesempatan untuk mengunjungi beberapa spot utama kampus Thammsat Hospital University, karena tepat di acara 5 YPA salah satu tema yang diusungkan adalah tentang kesehatan dan lingkungan, lebih tepatnya lagi adalah "Holistic View of Peace, Health, Development and the Environment. 

Setelah dua hari di Bangkok, kami semua termasuk peserta dan panitia mengunjungi area Diamond Land, Kaeng Krachan, sebuah kawasan yang cukup eksotis dengan menyajikan kawasan yang bernuansa sangat alami dan asri. mungkin kalo di Indonesia mirip seperti kawasan Bumi perkemahan di Cibubur, kawasannya cukup sepi, karena memang merupakan kawasan yang lumayan jauh dari hiruk pikuk kota Bangkok. sebuah kawasan yang didesain untuk camp dan beberapa acara yang memfokuskan ketenangan. 

Kami semua disambut dengan welcoming dance yang dibawakan oleh penari tarian khas Thailand yang sudah dikonsep oleh panitia acara, acaranya bisa dikatakan cukup terkonsep dengan baik, hal ini bisa dilihat oleh adanya berbagai macam aneka hiburan, makanan yang cukup beragam dan fasilitas pendukung lainnya. 

Bisa dikatakan, di Kaeng Krachan inilah acara inti dari rangkaian acara dilangsungkan, seperti acara workshop kepemudaannya, kuliah umum, formal presentasi action plans, small group discussion, report of action plans, penanaman pohon bersama di area sekitar penginapan sampai  farewell party (closing) nya. semua peserta sudah difasilitasi tempat tinggal yang cukup nyaman, penginapan yang sifatnya sangat alami, karena penginapan tersebut serasa berada di tengah hutan. 

Khususnya aku dan beberapa yang lain memberikan sebuah action plans yang bertemakan sosial dan lingkungan, setiap grup action plan diberikan waktu untuk mempresentasikannya selama kurang lebih 15 menit sekaligus tanya jawab. sebelum session tanya jawab, kami diberikan kesempatan oleh Prof Darryl untuk dicek terlebih dahulu isi dari presentasi yang akan dipresentasikan, apabila memang sudah layak, semua draft kemudian dimasukkan dalam list presentasi.

dalam acara ini banyak sekali mengisahkan perjalanan yang penuh pengalaman, ilmu, wawasan, dan jaringan pastinya, bisa mengenal banyak pemuda dari seluruh asia pasifik, dan juga beberapa pemuda yang dikirim sebagai delagasi universitas unggulan di Indonesia, seperti UI, UGM, Undip, Unri, Unand, dan beberapa universitas lainnya, ikatan persaudaraan pun akhirnya terjalin di antara kami dan bisa dirasakan sampai saat ini. pokoknya pengalaman tersebut, tak bisa dibayar dengan apapun deh, pengalaman yang sangat berharga, yang tidak semua pemuda, mahasiswa, atau siapapun bisa mendapatkan kesempatan emas ini.

Selesai acara pun, kami semua diberikan fasilitas pengantaran sampai bandara untuk melakukan perjalanan kembali ke negara masing-masing. terkhusus aku dan kawan kawan delegasi dari Undip, kami tidak langsung kembali ke tanah air, dikarenakan ada agenda kunjungan ke kedubes RI di Bangkok untuk sekedar bersilaturrahim dan mengucapkan ucapan terimakasih atas bantuan fasilitas penjemputan dan pengantaran kembali ke airport, sehari semalam kami menginap di salah satu hotel yang dekat dengan lokasi KBRI berada, kami-pun menyempatkan diri untuk sekedar jalan jalan di sekitar kota Bangkok untuk membeli beberapa souvenir khas Thailand, dengan harga yang lumayan murah dan relatif terjangkau. Thailand memang bisa dikatakan sebagai negara yang menawarkan harga relatif murah, baik itu untuk akomodasi, transportasi, makanan, atau apapun itu, apabila dibandingkan dengan beberapa negara yang pernah aku kunjungi sebelumnya.

dan akhirnya kami-pun kembali ke Indonesia, dengan fasilitas pengantaran kembali ke Airport yang diberikan oleh KBRI Thailand. 


foto bersama dengan delegasi delegasi lain


my name tag




foto di kawasan wisata di Thailand (lupa namanya apa..haha)


bersama delegasi dari ITS, UGM, dan UB


foto di Floating Traditional Market (pasar apung)


Tarian Semarang dibawakan oleh delegasi dari Undip pada saat farewell party




pemberian sertifikat
foto di halaman depan KBRI Thailand bersama Pak Yunardi atase pendidikan KBRI Thailand
saat presentasi Action plans
saat tanya jawab presentasi action plans


delegasi Undip








Tuesday 13 January 2015

Pemuda Mesir yang baik hati..(Abdullah namanya)

14 Januari 2015


Ketika itu, 12 Februari 2014..

Adalah hari terakhir aku dan ardi di Sapporo, setelah meninggalkan kota Hakodate untuk sekedar bertemu dosenku yang masih studi di sana, di Hokkaido University namun di kampus School of Fisheries, Hakodate. setelah menempuh perjalanan menggunakan bus selama kurang lebihnya 6 jam dari terminal bus Hakodate, kami-pun berhenti di terminal terakhir bus tersebut, terminal Sapporo yang sebelumnya pernah saya, ardhi, dan pak Udin (dosen Universitas Trunojoyo) singgahi dua hari sebelumnya, karena terminal itulah yang merupakan tempat berhentinya bus-bus antar kota, termasuk untuk jurusan Sapporo-Hakodate. 

Entah pukul berapa kala itu bus tersebut berhenti, yang jelas waktu itu masih gelap, menandakan sang matahari belum naik ke peraduannya, bergegaslah waktu itu, walau dengan kondisi yang sedang kurang sehat, aku terpaksa harus berjalan kaki sekitar kurang lebihnya 400 meter dari Sapporo station menuju Masjid Sapporo untuk 2 tujuan, karena jarak antara terminal bus dan Sapporo station adalah tidak terlalu jauh, sehingga kami-pun memutuskan untuk beistirahat sebentar di Sapporo station untuk menghangatkan tubuh, karena suhu di luar sangatlah dingin, mungkin minus 10 derajat Celcius. aku pun titipkan koper kepada Ardi karena dia memang berniat untuk tidak ikut pergi ke masjid, selain untuk menunaikan solat shubuh, tujuan lain aku pergi ke masjid tersebut adalah untuk sekalian mengambil barangku yang tertinggal di loker masjid beberapa hari yang lalu, adalah sebuah kamera digital sederhana yang saya pinjam dari salah satu teman delegasi dari Undip. dengan dibungkus plastik, alhamdulillah kamera itu masih ada di salah satu loker dekat dengan tempat wudhu masjid, firasatku memang sudah mengatakan bahwa kamera itu akan baik baik saja dan insha allah tidak hilang, pikirku Jepang tidak sama dengan Indonesia dilihat dari banyak hal, termasuk dalam keamanannya, coba di Indonesia, kemungkinan barang yang tertinggal di public area termasuk Masjid sekalipun, hmm..kemungkinan hilang dan berpindah tangan adalah sangat mungkin sekali. jangankan kamera, sandal yang tidak terlalu bagus-pun tapi lumayan masih dipake kencan bisa hilang kok, haha..ini asli pengalaman pribadi pas waktu solat jumat di salah satu masjid di Pare Kediri,beberapa minggu yang lalu, alhasil harus mengalah mendapat sandal jepit seadanya deh...

Sesampainya di Masjid langsung aku ambil wudhu, sekalipun suhu waktu itu sangat dingin, Masjid Sapporo adalah salah satu tempat yang menjadi alasan mengapa banyak muslim Jepang bahkan mahasiswa muslim yang datang tidak sekedar hanya untuk ibadah menunaikan sholat dan mengaji bahkan acara diskusi agama antar mahasiswa muslim pun kerap terjadi sembari menghangatkan tubuh dari serangan suhu minus di tanah Sapporo, ditambah fasilitas air wudhu dengan air hangat memang ada dan disediakan untuk memahami jamaah masjid selain penghangat ruangan (Heater) yang ada. setelah selesai wudhu, aku sadar dan teringat betul bahwa celana jeans yang aku pakai berhari hari itu, serasa sudah tidak layak pakai untuk beribadah, sehingga aku pun langsung membuka beberapa loker tempat penyimpanan untuk mencari sarung, yaa.. sarung untuk menutup aurat adalah pilihan terbaik pikirku, untuk menggantikan celana yang sudah tidak layak pakai untuk ibadah, namun setelah beberapa loker ku buka, tak satupun aku menemukan sarung di sana, spontan aku pun mendekati satu satunya jamaah yang masih ada di masjid, rupa rupanya sisa jamaah sholat shubuh pada hari itu, pemuda berperawakan tinggi, berjenggot, dengan jenis muka arab pakistan mesir atau apalah. Pemuda itu terlihat tenang sedang tadarusan (red.mengaji alquran), terlihat a lil pocket Quran ditangannya, dan akupun mencoba mendatanginya sekaligus bersapa salam sopan berkenalan dengan niat awalnya adalah untuk menanyakan dimana letak sarung yang bisa aku pakai untuk solat shubuh pada saat itu, kurang lebih percakapannya adalah sebagai berikut,

Aku        :Assalaamualaikum, sorry brother to disturb you for a minute, do you know where                   is sarung?

tanpa sadar bahwa tidak semua muslim di setiap negara paham dan tau apa itu sarung..dan aku pun spontan menggunakan kata sarung tanpa tau apa bahasa inggrisnya..haha

Pemuda : Waalaikumsalaam...sarong?what is sarong that you mean?
Aku        :  sarong, don't you know sarong which is usually use by a moslem for take pray?I                  am looking for sarong to take pray shubuh because I am not sure, If my                                  treasure is still clean to be worn.
Pemuda  :oh sorry no, I don't know, how sarung looks like, and It seems no sarung here. but                 I can help you to solve the problem you are experiencing, I will follow you to take                    pray. 

Nampaknya pemuda arab tersebut paham dan menangkap dengan baik apa yang aku maksud, namun sedikit berbeda denganku yang kurang paham apa yang dia maksud  dan apa yang dia katakan melalui tawarannya untuk solat bersama dan mempersilahkanku menjadi imam, aku pun tersentak mendengar apa yang si pemuda itu katakan, apa maksudnya coba?dengan terheran-heran langsung tanpa pikir panjang aku-pun menuruti apa yang pemuda arab itu inginkan, dalam hati sembari berpikir, "ngapain nih orang solat lagi, dan jadi jadi ma'mum ku sedangkan dia jelas jelas sudah solat ditambah dia sedang tadarusan" tanpa berpikir panjang dan berpikir positif, akupun solat di baris paling depan dan menjadi imam dengan makmum hanya pemuda arab itu seorang...akupun lantang membaca bacaan alfatihah dan surat pendek yang ku hapal seadanya, seusai shubuh solat dua raakaat setelahnya, akupun sejenak dzikir dan melafadhkan beberapa bacaan setelah sholat, tanpa menanyakan langsung alasan kenapa pemuda itu solat lagi. dengan gerak yang tidak terlalu cepat pemuda tersebut kembali melanjutkan tadarusnya...

Sebelum pemuda itu sempurna duduk dan memulai tadarusnya, aku mencoba mendekatinya kembali untuk mengucapkan ucapan terimakasih atas bantuan, yang sebenarnya masih belum aku pahami saat itu, sembari menanyakan siapa namanya dan menjelaskan asal usul mengapa aku datang telat Masjid Sapporo kala itu, masih ku ingat kalimat balasan atas beberapa pertanyaanku, "My name is Abdullah, I  am from Egypt, and I have been studying in Hokkaido University, nice to meet you brother..." dan percakapan ringan pun terjadi pada saat itu sekitar beberapa menit hanya sekedar untuk bersilaturrahim dengan saling kenal, 
di akhir percakapan pun saya memberikan kartu nama yang aku bawa saat itu. 

Walaupun sangat singkat karena dikejar waktu harus kembali ke Sapporo station menemui Ardi untuk melanjutkan perjalan bersama menuju Sapporo Airport yang jaraknya sekitar dua jam perjalan menggunakan Hankyu (salah satu nama kereta cepat di Jepang), di situ aku menemukan pelajaran baru sambil berfikir akan kebaikan dan keikhlasan seseorang, belajar akan sikap toleransi seagama, belajar akan ketulusan..sambil berpikir "apa bisa ya, apabila sholatku tidak sah, dan tidak diterima karena salah satu syarat solat dalam hal kesucian belum terpenuhi, kemudian kewajibanku bisa digantikan dengan solatnya seseorang yang memang ikhlas menolong oranglain dengan cara kembali solat padahal ia sudah solat pada waktu yang sama"..hmm apakah sedangkal itu pengetahuan agamaku, tapi yang jelas aku sangat bersyukur atas apa yang sudah aku alami, bersyukur atas semua pembelajaran yang sudah didapat hari itu..semoga Allah melimpahkan kepada pemuda itu, pemuda ikhlas itu, pemuda yang aku kenal dengan nama Abdullah. dengan hal itu aku bisa kembali belajar memahami fiqih beribadah walaupun itu sedikit, paling tidak bisa menambah pengetahuan yang itu akan beramanfaat nantinya, alhamdulillah senantiasa terlafadhkan selalu ketika aku dan ardi sudah di Hankyu untuk melanjutkan perjalanan ke Sapporo Airport dan menunggu pesawat domestik menuju Osaka ketika itu..
Bus Jurusan Sapporo-Hakodate


Masjid Sapporo

Sunday 11 January 2015

yuk, belajar dari proses :)

Entah bagaimana awalnya, tetiba keinget jaman ketika masih nyusun skripsi setaun yang lalu..oh iya, mungkin karena kemarin sempet ketemu salah satu classmate Undip, singkat cerita tanggal 9 januari 2015 kemarin setelah perjalan kurang lebih 6-7 jam dari Jombang dan akhirnya minta jemputan plus inapan gratis semalam di kos Rian yang menurutnya adalah mirip sebuah barak. ngobrol lah kita semalam itu, walau tidak sampai berjam-jam. dan mencoba untuk kepoin laptopnya dan minta diliatin naskah skripsinya, dan mencoba menwarkan diri untuk membantu sedikit mengoreksinya..haha, serasa sudah master, setelah kurang lebih mengarungi masa skripsi setaun lamanya, jadi boleh donk, sok sokan nawarin bantuan. tapi tetep aja dianggep serius, dia juga merasa sok sokan tidak memerlukan bantuan, hufttt...baiklah..

untuk menulis sebuah skripsi adalah harus melalui berbagai proses, mulai dari pembuatan ide judul penelitian yang dikemas secara sederhana melalui sebuah naskah proposal penelitan, mengajukannya ke panitia skripsi (red.dosen), kemudian dirapatkan oleh segenap dosen, layak atau tidaknya, jika layak maka akan diputuskan siapa dosen pembimbing skripsi kita nantinya, dan tidak hanya di situ saja, bisa jadi setelah mendapatkan dosen pembimbing tidak selalu proposal yang sudah kita ajukan akan berlanjut ke real research, kemungkinan lain adalah dosen pembimbing kita akan memberikan atau hanya sekedar menawarkan sebuah judul baru yang terkadang itu berbeda materi, berbeda teori, berbeda latarbelakang mata kuliah, yang itu tidak sesuai dengan passion kita. dan ini bisa terjadi dan bisa dialami oleh siapapun mahasiswanya. atau kemungkinan lain adalah kita akan diarahkan ke sebuah konsep penelitian yang memang itu akan memberikan "profit" bagi si dosen yang sedang mengerjakan suatu proyek penelitian. 

bisa dikatakan beruntung adalah ketika jalan yang dilalui oleh mahasiswa adalah selalu mulus, buat judul seadanya, di acc, dapet pembimbing yang super baiknya, bimbingan lancar, dosen tidak banyak mau ini itu, penelitian singkat, lancar, naskah skripsi-pun tak dikoreksi sama sekali oleh si dosen, langsung ACC, daftar ujian, dan ujian, kemungkinan selanjutnya adalah, mendapatkan dosen penguji yang killer, atau mendapatkan dosen berhati bak malaikat penjaga surga. jika kemungkinan nya adalah point kedua, si mahasiswa akan berlanjut ke tahap revisi skripsi pasca sidang, sudah di ACC, kemudian ngurusin persyaratan untuk mendaftar wisuda. enak kan?dan apakah semua mahasiswa seperti itu?jawabannya adalah tidak, tidak selalu, dan fakta di lapangan menunjukkan hal semacam itu sudah ada, iya, dan itu dialami oleh salah satu juniorku satu tahun di bawahku, alhasil wisuda bareng denganku, bagaimana perasaan kalian jika harus wisuda bareng dengan salah satu junior?ah biasa aja tuh, itu sih bukan sesuatu yang langka atau jarang terjadi, dan semua itu tidaklah perlu kita sesali, dan berpikiran berulang ulang, "kok bisa ya? masuk kuliahnya beda taun, tapi wisuda bareng". semua itu memang sudah digariskan, ambil hikmahnya saja, dan satu lagi, BERSYUKUR adalah kunci di mana kita tidak akan pernah merasa menyesali apapun yang sudah terjadi kepada kita. yang terpenting adalah bagaimana kita melewati semua proses itu dengan baik atau tidak. 

bukankah kita tidak seharusnya melihat sebuah hasil?jika proses adalah hal yang sepatutnya kita lihat dan kita pelajari, hal yang sudah mendewasakan kita, hal yang kita anggap sebagai sebuag gemblengan, ujian, atau apalah itu, hasil adalah hasil, yang bisa saja dimanipulasi, right?jika kita lihat dari sudut pandang skripsi, skripsi bayaran juga bisa dikatakan hasil kan?so mana indahnya suatu hasil, jika proses nya nol?percuma saja kan?
jadi, fokus lah ke proses. 

adalah satu tahun aku harus berkecimpung di dunia skripsi, masih ingat, dan mungkin sulit terlupakan, haisshhh...Juni 2013 adalah saat di mana aku harus melakukan suatu penelitian pendahuluan, banyak gagalnya, banyak tidak beresnya, banyak ngawurnya, banyak jelek jeleknya, tapi itu lah prosesnya, tanpa gagal, tanpa ngawur, mungkin gelar sarjana yang sudah ku dapat sekarang, bisa saja masih diawang awang. dan tepat 04 Juni 2014, terhitung sudah setahun, baru aku melewati masa sidang. setahun kan?kok bisa?hm...banyak faktor pastinya, pernah ndak membayangkan melakukan sebuah penelitian yang bisa dikataan itu adalah masih perdana, belum banyak diteliti sebelumnya, mencoba memadukan beberapa ranah keilmuan yang berbeda, ilmu perikanan, ilmu fisika, ilmu kimia, dan mikrobiologi. itu salah satu dari banyak alasan dari "Satu tahun" itu. 

senantiasa bersyukur adalah obat di mana aku harus mengobati kebosanan, kejenuhan, kegagalan, putus asa, kelelahan, dan semua akibat negatif dari satu tahun tenggelam dalam masa masa di mana aku harus menyelesaikan tugas akhir. masa masa di mana tidak sekali dua kali mendapat cercaan, gemblengan, sindiran, penolakan, dari sang dosen pembimbing yang dulu awalnya aku anggap semua itu adalah sebuah kepahitan, tapi sekarang banyak hikmah dan pembelajaran yang bisa aku dapat dari kepahitan itu, masa masa pahit yang sudah mendewasakan pikiran kita, masa pahit yang sangat mendidik kita, mendidik untuk menjadi pribadi yang semakin kuat. 

selamat tinggal skripsi, selamat jalan kehidupan masa lalu, dan selamat datang masa depan...