14 Januari 2015
Ketika itu, 12 Februari 2014..
Adalah hari terakhir aku dan ardi di Sapporo, setelah meninggalkan kota Hakodate untuk sekedar bertemu dosenku yang masih studi di sana, di Hokkaido University namun di kampus School of Fisheries, Hakodate. setelah menempuh perjalanan menggunakan bus selama kurang lebihnya 6 jam dari terminal bus Hakodate, kami-pun berhenti di terminal terakhir bus tersebut, terminal Sapporo yang sebelumnya pernah saya, ardhi, dan pak Udin (dosen Universitas Trunojoyo) singgahi dua hari sebelumnya, karena terminal itulah yang merupakan tempat berhentinya bus-bus antar kota, termasuk untuk jurusan Sapporo-Hakodate.
Entah pukul berapa kala itu bus tersebut berhenti, yang jelas waktu itu masih gelap, menandakan sang matahari belum naik ke peraduannya, bergegaslah waktu itu, walau dengan kondisi yang sedang kurang sehat, aku terpaksa harus berjalan kaki sekitar kurang lebihnya 400 meter dari Sapporo station menuju Masjid Sapporo untuk 2 tujuan, karena jarak antara terminal bus dan Sapporo station adalah tidak terlalu jauh, sehingga kami-pun memutuskan untuk beistirahat sebentar di Sapporo station untuk menghangatkan tubuh, karena suhu di luar sangatlah dingin, mungkin minus 10 derajat Celcius. aku pun titipkan koper kepada Ardi karena dia memang berniat untuk tidak ikut pergi ke masjid, selain untuk menunaikan solat shubuh, tujuan lain aku pergi ke masjid tersebut adalah untuk sekalian mengambil barangku yang tertinggal di loker masjid beberapa hari yang lalu, adalah sebuah kamera digital sederhana yang saya pinjam dari salah satu teman delegasi dari Undip. dengan dibungkus plastik, alhamdulillah kamera itu masih ada di salah satu loker dekat dengan tempat wudhu masjid, firasatku memang sudah mengatakan bahwa kamera itu akan baik baik saja dan insha allah tidak hilang, pikirku Jepang tidak sama dengan Indonesia dilihat dari banyak hal, termasuk dalam keamanannya, coba di Indonesia, kemungkinan barang yang tertinggal di public area termasuk Masjid sekalipun, hmm..kemungkinan hilang dan berpindah tangan adalah sangat mungkin sekali. jangankan kamera, sandal yang tidak terlalu bagus-pun tapi lumayan masih dipake kencan bisa hilang kok, haha..ini asli pengalaman pribadi pas waktu solat jumat di salah satu masjid di Pare Kediri,beberapa minggu yang lalu, alhasil harus mengalah mendapat sandal jepit seadanya deh...
Sesampainya di Masjid langsung aku ambil wudhu, sekalipun suhu waktu itu sangat dingin, Masjid Sapporo adalah salah satu tempat yang menjadi alasan mengapa banyak muslim Jepang bahkan mahasiswa muslim yang datang tidak sekedar hanya untuk ibadah menunaikan sholat dan mengaji bahkan acara diskusi agama antar mahasiswa muslim pun kerap terjadi sembari menghangatkan tubuh dari serangan suhu minus di tanah Sapporo, ditambah fasilitas air wudhu dengan air hangat memang ada dan disediakan untuk memahami jamaah masjid selain penghangat ruangan (Heater) yang ada. setelah selesai wudhu, aku sadar dan teringat betul bahwa celana jeans yang aku pakai berhari hari itu, serasa sudah tidak layak pakai untuk beribadah, sehingga aku pun langsung membuka beberapa loker tempat penyimpanan untuk mencari sarung, yaa.. sarung untuk menutup aurat adalah pilihan terbaik pikirku, untuk menggantikan celana yang sudah tidak layak pakai untuk ibadah, namun setelah beberapa loker ku buka, tak satupun aku menemukan sarung di sana, spontan aku pun mendekati satu satunya jamaah yang masih ada di masjid, rupa rupanya sisa jamaah sholat shubuh pada hari itu, pemuda berperawakan tinggi, berjenggot, dengan jenis muka arab pakistan mesir atau apalah. Pemuda itu terlihat tenang sedang tadarusan (red.mengaji alquran), terlihat a lil pocket Quran ditangannya, dan akupun mencoba mendatanginya sekaligus bersapa salam sopan berkenalan dengan niat awalnya adalah untuk menanyakan dimana letak sarung yang bisa aku pakai untuk solat shubuh pada saat itu, kurang lebih percakapannya adalah sebagai berikut,
Aku :Assalaamualaikum, sorry brother to disturb you for a minute, do you know where is sarung?
tanpa sadar bahwa tidak semua muslim di setiap negara paham dan tau apa itu sarung..dan aku pun spontan menggunakan kata sarung tanpa tau apa bahasa inggrisnya..haha
Pemuda : Waalaikumsalaam...sarong?what is sarong that you mean?
Aku : sarong, don't you know sarong which is usually use by a moslem for take pray?I am looking for sarong to take pray shubuh because I am not sure, If my treasure is still clean to be worn.
Pemuda :oh sorry no, I don't know, how sarung looks like, and It seems no sarung here. but I can help you to solve the problem you are experiencing, I will follow you to take pray.
Nampaknya pemuda arab tersebut paham dan menangkap dengan baik apa yang aku maksud, namun sedikit berbeda denganku yang kurang paham apa yang dia maksud dan apa yang dia katakan melalui tawarannya untuk solat bersama dan mempersilahkanku menjadi imam, aku pun tersentak mendengar apa yang si pemuda itu katakan, apa maksudnya coba?dengan terheran-heran langsung tanpa pikir panjang aku-pun menuruti apa yang pemuda arab itu inginkan, dalam hati sembari berpikir, "ngapain nih orang solat lagi, dan jadi jadi ma'mum ku sedangkan dia jelas jelas sudah solat ditambah dia sedang tadarusan" tanpa berpikir panjang dan berpikir positif, akupun solat di baris paling depan dan menjadi imam dengan makmum hanya pemuda arab itu seorang...akupun lantang membaca bacaan alfatihah dan surat pendek yang ku hapal seadanya, seusai shubuh solat dua raakaat setelahnya, akupun sejenak dzikir dan melafadhkan beberapa bacaan setelah sholat, tanpa menanyakan langsung alasan kenapa pemuda itu solat lagi. dengan gerak yang tidak terlalu cepat pemuda tersebut kembali melanjutkan tadarusnya...
Sebelum pemuda itu sempurna duduk dan memulai tadarusnya, aku mencoba mendekatinya kembali untuk mengucapkan ucapan terimakasih atas bantuan, yang sebenarnya masih belum aku pahami saat itu, sembari menanyakan siapa namanya dan menjelaskan asal usul mengapa aku datang telat Masjid Sapporo kala itu, masih ku ingat kalimat balasan atas beberapa pertanyaanku, "My name is Abdullah, I am from Egypt, and I have been studying in Hokkaido University, nice to meet you brother..." dan percakapan ringan pun terjadi pada saat itu sekitar beberapa menit hanya sekedar untuk bersilaturrahim dengan saling kenal,
Sebelum pemuda itu sempurna duduk dan memulai tadarusnya, aku mencoba mendekatinya kembali untuk mengucapkan ucapan terimakasih atas bantuan, yang sebenarnya masih belum aku pahami saat itu, sembari menanyakan siapa namanya dan menjelaskan asal usul mengapa aku datang telat Masjid Sapporo kala itu, masih ku ingat kalimat balasan atas beberapa pertanyaanku, "My name is Abdullah, I am from Egypt, and I have been studying in Hokkaido University, nice to meet you brother..." dan percakapan ringan pun terjadi pada saat itu sekitar beberapa menit hanya sekedar untuk bersilaturrahim dengan saling kenal,
di akhir percakapan pun saya memberikan kartu nama yang aku bawa saat itu.
Walaupun sangat singkat karena dikejar waktu harus kembali ke Sapporo station menemui Ardi untuk melanjutkan perjalan bersama menuju Sapporo Airport yang jaraknya sekitar dua jam perjalan menggunakan Hankyu (salah satu nama kereta cepat di Jepang), di situ aku menemukan pelajaran baru sambil berfikir akan kebaikan dan keikhlasan seseorang, belajar akan sikap toleransi seagama, belajar akan ketulusan..sambil berpikir "apa bisa ya, apabila sholatku tidak sah, dan tidak diterima karena salah satu syarat solat dalam hal kesucian belum terpenuhi, kemudian kewajibanku bisa digantikan dengan solatnya seseorang yang memang ikhlas menolong oranglain dengan cara kembali solat padahal ia sudah solat pada waktu yang sama"..hmm apakah sedangkal itu pengetahuan agamaku, tapi yang jelas aku sangat bersyukur atas apa yang sudah aku alami, bersyukur atas semua pembelajaran yang sudah didapat hari itu..semoga Allah melimpahkan kepada pemuda itu, pemuda ikhlas itu, pemuda yang aku kenal dengan nama Abdullah. dengan hal itu aku bisa kembali belajar memahami fiqih beribadah walaupun itu sedikit, paling tidak bisa menambah pengetahuan yang itu akan beramanfaat nantinya, alhamdulillah senantiasa terlafadhkan selalu ketika aku dan ardi sudah di Hankyu untuk melanjutkan perjalanan ke Sapporo Airport dan menunggu pesawat domestik menuju Osaka ketika itu..
Bus Jurusan Sapporo-Hakodate |
Masjid Sapporo |
No comments:
Post a Comment