Sunday, 11 January 2015

yuk, belajar dari proses :)

Entah bagaimana awalnya, tetiba keinget jaman ketika masih nyusun skripsi setaun yang lalu..oh iya, mungkin karena kemarin sempet ketemu salah satu classmate Undip, singkat cerita tanggal 9 januari 2015 kemarin setelah perjalan kurang lebih 6-7 jam dari Jombang dan akhirnya minta jemputan plus inapan gratis semalam di kos Rian yang menurutnya adalah mirip sebuah barak. ngobrol lah kita semalam itu, walau tidak sampai berjam-jam. dan mencoba untuk kepoin laptopnya dan minta diliatin naskah skripsinya, dan mencoba menwarkan diri untuk membantu sedikit mengoreksinya..haha, serasa sudah master, setelah kurang lebih mengarungi masa skripsi setaun lamanya, jadi boleh donk, sok sokan nawarin bantuan. tapi tetep aja dianggep serius, dia juga merasa sok sokan tidak memerlukan bantuan, hufttt...baiklah..

untuk menulis sebuah skripsi adalah harus melalui berbagai proses, mulai dari pembuatan ide judul penelitian yang dikemas secara sederhana melalui sebuah naskah proposal penelitan, mengajukannya ke panitia skripsi (red.dosen), kemudian dirapatkan oleh segenap dosen, layak atau tidaknya, jika layak maka akan diputuskan siapa dosen pembimbing skripsi kita nantinya, dan tidak hanya di situ saja, bisa jadi setelah mendapatkan dosen pembimbing tidak selalu proposal yang sudah kita ajukan akan berlanjut ke real research, kemungkinan lain adalah dosen pembimbing kita akan memberikan atau hanya sekedar menawarkan sebuah judul baru yang terkadang itu berbeda materi, berbeda teori, berbeda latarbelakang mata kuliah, yang itu tidak sesuai dengan passion kita. dan ini bisa terjadi dan bisa dialami oleh siapapun mahasiswanya. atau kemungkinan lain adalah kita akan diarahkan ke sebuah konsep penelitian yang memang itu akan memberikan "profit" bagi si dosen yang sedang mengerjakan suatu proyek penelitian. 

bisa dikatakan beruntung adalah ketika jalan yang dilalui oleh mahasiswa adalah selalu mulus, buat judul seadanya, di acc, dapet pembimbing yang super baiknya, bimbingan lancar, dosen tidak banyak mau ini itu, penelitian singkat, lancar, naskah skripsi-pun tak dikoreksi sama sekali oleh si dosen, langsung ACC, daftar ujian, dan ujian, kemungkinan selanjutnya adalah, mendapatkan dosen penguji yang killer, atau mendapatkan dosen berhati bak malaikat penjaga surga. jika kemungkinan nya adalah point kedua, si mahasiswa akan berlanjut ke tahap revisi skripsi pasca sidang, sudah di ACC, kemudian ngurusin persyaratan untuk mendaftar wisuda. enak kan?dan apakah semua mahasiswa seperti itu?jawabannya adalah tidak, tidak selalu, dan fakta di lapangan menunjukkan hal semacam itu sudah ada, iya, dan itu dialami oleh salah satu juniorku satu tahun di bawahku, alhasil wisuda bareng denganku, bagaimana perasaan kalian jika harus wisuda bareng dengan salah satu junior?ah biasa aja tuh, itu sih bukan sesuatu yang langka atau jarang terjadi, dan semua itu tidaklah perlu kita sesali, dan berpikiran berulang ulang, "kok bisa ya? masuk kuliahnya beda taun, tapi wisuda bareng". semua itu memang sudah digariskan, ambil hikmahnya saja, dan satu lagi, BERSYUKUR adalah kunci di mana kita tidak akan pernah merasa menyesali apapun yang sudah terjadi kepada kita. yang terpenting adalah bagaimana kita melewati semua proses itu dengan baik atau tidak. 

bukankah kita tidak seharusnya melihat sebuah hasil?jika proses adalah hal yang sepatutnya kita lihat dan kita pelajari, hal yang sudah mendewasakan kita, hal yang kita anggap sebagai sebuag gemblengan, ujian, atau apalah itu, hasil adalah hasil, yang bisa saja dimanipulasi, right?jika kita lihat dari sudut pandang skripsi, skripsi bayaran juga bisa dikatakan hasil kan?so mana indahnya suatu hasil, jika proses nya nol?percuma saja kan?
jadi, fokus lah ke proses. 

adalah satu tahun aku harus berkecimpung di dunia skripsi, masih ingat, dan mungkin sulit terlupakan, haisshhh...Juni 2013 adalah saat di mana aku harus melakukan suatu penelitian pendahuluan, banyak gagalnya, banyak tidak beresnya, banyak ngawurnya, banyak jelek jeleknya, tapi itu lah prosesnya, tanpa gagal, tanpa ngawur, mungkin gelar sarjana yang sudah ku dapat sekarang, bisa saja masih diawang awang. dan tepat 04 Juni 2014, terhitung sudah setahun, baru aku melewati masa sidang. setahun kan?kok bisa?hm...banyak faktor pastinya, pernah ndak membayangkan melakukan sebuah penelitian yang bisa dikataan itu adalah masih perdana, belum banyak diteliti sebelumnya, mencoba memadukan beberapa ranah keilmuan yang berbeda, ilmu perikanan, ilmu fisika, ilmu kimia, dan mikrobiologi. itu salah satu dari banyak alasan dari "Satu tahun" itu. 

senantiasa bersyukur adalah obat di mana aku harus mengobati kebosanan, kejenuhan, kegagalan, putus asa, kelelahan, dan semua akibat negatif dari satu tahun tenggelam dalam masa masa di mana aku harus menyelesaikan tugas akhir. masa masa di mana tidak sekali dua kali mendapat cercaan, gemblengan, sindiran, penolakan, dari sang dosen pembimbing yang dulu awalnya aku anggap semua itu adalah sebuah kepahitan, tapi sekarang banyak hikmah dan pembelajaran yang bisa aku dapat dari kepahitan itu, masa masa pahit yang sudah mendewasakan pikiran kita, masa pahit yang sangat mendidik kita, mendidik untuk menjadi pribadi yang semakin kuat. 

selamat tinggal skripsi, selamat jalan kehidupan masa lalu, dan selamat datang masa depan...



No comments:

Post a Comment